News

Gemuruh Heavy Metal Seminal dari Judas Priest di Jakarta Menutup Tur Dunia Firepower 2018

08 Desember 2018

Perjalanan panjang tur dunia band heavy metal seminal asal Inggris, Judas Priest, di tahun 2018 ini tuntas Jumat (7/12/2018) lalu dalam konser bertajuk Judas Priest Live in Jakarta.

Indonesia menjadi negara terakhir yang disambangi Rob Halford dkk sejak perhelatan Firepower World Tour 2018 digelar Maret lalu dalam rangka mempromosikan album terbaru Judast Priest, ‘Firepower’ yang rilis pada 9 Maret 2018.

Rajawali Indonesia, sebagai promotor konser Judas Priest di Jakarta, menunjuk Ecopark Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, menjadi venue konser kemarin.

TribunJakarta.com memantau, konser berjalan empat menit lebih awal dari jadwal semula pukul 20.00 WIB, dengan kondisi cuaca Jakarta yang sangat bersahabat meski beberapa pekan terakhir hujan selalu turun.

Konser terpusat di panggung besar di atas rumput Ecopark Ancol yang sudah dipoles sedemikian rupa dengan tata cahaya megah serta dua pasang instalasi logo Judas Priest berbentuk salib bercabang tiga.

Ribuan penonton yang kebanyakan sudah tak muda lagi kian memenuhi lahan luas di depan panggung ketika tembang ‘War Pigs’ dari Black Sabbath (yang juga pionir heavy metal asal Inggris) diputar melalui rekaman suara. Sebagai intro, itu adalah pertanda bahwa sebentar lagi Judas Priest akan tampil.

Benar saja, belum selesai tembang Black Sabbath itu diputar, masing-masing personel Judas Priest mulai menampakkan diri satu per satu dari balik panggung.

Scott Travis sang drummer naik panggung sambil melambaikan kedua tangannya kepada penonton. Kemudian, gitaris anyar Judas Priest, Richie Faulkner dan gitaris tambahan Andy Sneap juga naik panggung, disusul pemain bass Ian Hill. Barulah terakhir sang vokalis Rob Halford menampakkan dirinya dengan sambutan meriah berupa teriakkan barbar dari para penonton.

Bak pahlawan heavy metal sejati, seluruh personel Judas Priest mengenakan fashion tipikal berupa pakaian berbahan kulit, mulai dari atasan, bawahan, hingga aksesoris yang mereka kenakan.

Rob Halford tampil paling eksentrik, dengan jubah berbahan kulit yang sepanjang konser beberapa kali ia bongkar pasang. Sebagai awalan, Rob Halford mengenakan jubah kulit dengan sablonan bertuliskan ‘Firepower’ di bagian punggungnya.

Judas Priest mengawali setlist mereka malam kemarin dengan nomor kencang sarat agresi, ‘Firepower’.

Sepersekian detik, anggukan kepala maniak heavy metal yang hadir tak terelakkan. Tanpa jeda, Judas Priest kembali menggeber setlist mereka dengan lagu kedua, ‘Running Wild’, yang dicomot dari album Killing Machine (1978).

Judas Priest mau semua yang hadir malam itu menunjukkan sisi liar mereka. Sebab, hal itu sudah disematkan dalam lirik ‘Running Wild’ yang berbunyi “cause what's the point in living, unless you're living wild” (apalah arti hidup, jika tidak meliar). Lagu berikutnya ialah ‘Grinder’ yang berasal dari album keenam Judas Priest, British Steel (1980).

Usai lagu ketiga, Rob Halford akhirnya menyapa para maniak heavy metal yang hadir. Sapaan Halford bernada ajakkan untuk mempersiapkan diri karena Judas Priest bakal menggemuruhkan tembang-tembang heavy metal nomor wahid sepanjang malam.

“Apakah kalian siap mendengarkan heavy metal dari Judas Priest? Apakah kalian siap? Apakah kalian siap? Apakah semuanya siap? Sinner!,” teriak Rob Halford.

Judas Priest pun melanjutkan setlist mereka dengan lagu-lagu heavy metal beringas dari album-album mereka demi menjinakkan dahaga penonton yang hadir.

Tembang-tembang andalan seperti ‘Sinner’, ‘The Ripper’, ‘Lighting Strike’, dan ‘Desert Plains’. Sebelum masuk lagu ke delapan, Rob Halford kembali berinteraksi dengan para penonton. Entah disadari penonton atau tidak, Rob Halford telah mengganti jubahnya, yang kini bagian punggungnya bertuliskan ‘Heavy Metal’.

“Apa kabar? Senang sekali bagi kami Judas Priest untuk mengunjungi pegiat heavy metal di Indonesia pertama kalinya. Benar-benar malam yang indah. Ketika kita berkumpul seperti ini, kita punya kekuatan, kita punya hasrat, kita punya energy untuk membuat heavy metal tetap hidup sampai kapanpun. Kita tak akan pernah berhenti, kita tak akan pernah menyerah,” ucap Rob Halford sebelum menggeber tembang kedelapan sampai tembang keduabelas malam itu, ‘No Surrender’, ‘Turbo Lover’, ‘The Green Manalisi’, ‘Night Comes Down’, dan ‘Rising from Ruins’.

Rob Halford mencoba memantik antusias penonton saat memasuki lagu ketigabelas. Dari balik panggung, pria gundul itu dengan sangarnya mengendarai motor Harley Davidson mengiringi tembang ‘Freewheel Burning’ yang menggelegar dari sound system di atas panggung.

Sang bassist Ian Hill sejak awal tampak tak begitu ingin menonjolkan dirinya. Dia memilih beraksi agak di belakang Rob, Ritchie, dan Andy sepanjang konser, meski kehadirannya begitu memukau.

Memasuki lagu keenambelas, giliran Scott Travis yang menyapa penonton. Drummer jangkung itu mengatakan bahwa Judas Priest sempat mempertimbangkan negara mana yang akan menjadi titik terakhir Firepower World Tour 2018.

Usai melalui beberapa pertimbangan, kelakar Scott, akhirnya Judas Priest memilih Jakarta, Indonesia sebagai kota terakhir rangkaian tur tahun ini.

“Ketika kami hendak memulai tur dunia ini, manajer kami bertanya: ‘hey, kalian akan berkeliling dunia selama tur ini. Lalu di mana kalian akan mengakhiri tur dunia ini?’. Lalu, kami berpikir di mana tempat yang paling keren ya. Dan akhirnya kami memilih kalian, Jakarta! Terima kasih banyak!,” ujar Scott, dan penonton pun bersorak.

Akhirnya, Scott pun menggebuk drumnya sesuai dengan intro lagu keenambelas, ‘Painkiller’. Lalu, Ritchie Faulkner menyusul dengan setruman gitar di lagu bertempo ngebut itu, jari jemarinya gesit ketika bagian solo di lagu berdurasi enam menit itu ia tuntaskan.

Sementara para punggawa instrumen Judas Priest beraksi di lagu tersebut, Rob Halford masih setia duduk di motor Harley Davidson sejak tembang ‘Freewheel Burning’ dikumandangkan.

Dia tampaknya kelelahan. Wajar saja, di usianya yang ke 67 tahun, Rob Halford masih harus tur keliling dunia supaya hasrat semua maniak heavy metal terpuaskan.

Tapi Rob Halford benar-benar tak ada matinya. Meski duduk di motor, Rob Halford tetap mengeluarkan suara terbaiknya. Di ‘Painkiller’, lengkingan Rob Halford masih terdengar gahar dan memekakkan telinga.

Selepas ‘Painkiller’, lampu panggung redup, namun bukan berarti konser usai. Itu hanya gimmick supaya para penonton meneriakkan encore. Tanpa dipaksa, penonton pun sudah tahu apa yang harus dilakukan.

“We want more! We want more!,” teriak para penonton meminta Judas Priest muncul kembali.

Tiba-tiba, suasana panggung makin menjanjikan dan teriakan penonton makin kencang ketika Judas Priest hendak memainkan lagu ketujuhbelas malam kemarin.

Glenn Tipton, gitaris pendiri Judas Priest yang sudah ditunggu-tunggu penampilannya, akhirnya muncul. Gitaris gondrong yang belakangan didiagnosa mengalami penyakit parkinson itu dielu-elukan saat muncul. Tangannya pun melambai kepada penonton, mengawali tembang ‘Metal Gods’.

Di lagu itu, Rob Halford tak lagi duduk di atas motor. Kali ini, dia memperagakan adegan robot besi di latar visual panggung sambil bernyanyi lagu dari album British Steel itu.

Rob Halford mendekati Glenn Tipton di sela-sela lagu itu sambil merangkulnya, seakan ingin menunjukkan bahwa mereka berdua adalah ‘Metal Gods’ yang berhasil membuat skena heavy metal dunia ini besar.

Judas Priest memungkasi konser mereka malam kemarin dengan dua lagu yang membesarkan mereka, ‘Breaking the Law’ dan ‘Living after Midnight’. Sudah jelas, nyanyian maniak heavy metal di dua lagu tersebut tak dapat lagi terelakkan.

Setelah 19 lagu, Rob Halford pun berterima kasih kepada semua yang hadir. Personel lainnya pun tak mau ketinggalan maju ke bagian depan panggung untuk melambaikan tangan tanda perpisahan kepada semuanya.

“Terima kasih Indonesia, terima kasih Jakarta. Terima kasih telah membuat heavy metal tetap berjaya! Kami akan kembali,” ujar Rob Halford diiringi munculnya tulisan ‘The Priest Will Be Back” di latar visual panggung.

Konser malam itu ditutup dengan rekaman lagu ‘We Are the Champions’ milik grup musik Queen yang diputar dari panggung. Lagu itu menjadi pengiring derap langkah penonton meninggalkan Ecopark Ancol.

Entah seberapa puas para penonton yang hadir akan penampilan Judas Priest semalam.

Yang jelas, mengambil sedikit makna dari ‘We Are the Champions’, Judas Priest sedikit banyak telah berhasil memenangkan hati setiap maniak heavy metal di Indonesia yang sangat ingin melihat mereka secara langsung. (jakarta.tribunnews.com)