News

Menginspirasi Limp Bizkit, Bassist Rage Against the Machine Minta Maaf

03 Oktober 2015

Pekan lalu, nama bassist Rage Against the Machine, Tim Commerford, tengah hangat diberitakan karena ia membentuk sebuah grup musik rock baru yang diberi nama Wakrat. Tidak membutuhkan waktu lama, pekan ini nama Commerford kembali menjadi berita utama di berbagai media musik atas komentar yang ia sampaikan kepada Rolling Stone mengenai unit nu metal veteran, Limp Bizkit.

Beberapa tahun terakhir, Limp Bizkit seringkali membawakan ulang lagu fenomenal Rage Against the Machine yang berjudul “Killing in the Name” ketika  konser. Fred Durst selaku vokalis Limp Bizkit pun terang-terangan menyatakan rasa cintanya terhadap lagu tersebut. Namun apa yang dilakukan oleh Durst dan rekan-rekannya di Limp Bizkit tidak berbanding lurus dengan komentar yang dilontarkan Commerford.

“Saya minta maaf untuk [kehadiran] Limp Bizkit. Benar, saya merasa bersalah telah menginspirasi sampah semacam itu,” ungkap Commerford.

Limp Bizkit sendiri diketahui masih aktif melangsungkan tur konser, namun Commerford malah berkomentar: “Mereka telah pergi. Inilah kabar baiknya. Hanya ada satu yang tersisa, dan itu adalah Rage [Against the Machine]. Sejauh yang saya pahami, kami adalah satu-satunya yang tersisa.”

Seperti dilansir Rolling Stone, Commerford juga mengenang salah satu momen bersejarah dalam kancah musik rock: merusak panggung dan memanjat latar panggung ketika Limp Bizkit menerima penghargaan dalam ajang MTV Video Music Awards 2000. Ketika Durst dkk tengah berbicara usai memenangkan kategori Video Rock Terbaik untuk lagu “Break Stuff”—mengalahkan lagu “Sleep Now in the Fire” dari Rage Against the Machine—Commerford bertengger di atas ketinggian enam meter, menarik-narik latar panggung besar ketika para penjaga keamanan beserta kru panggung hanya bisa tercengang melihat ulahnya.

“Momen itu telah berumur layaknya anggur,” kenang Commerford mengenai insiden itu. “Sekarang saya malah menikmati momen tersebut, yang ketika itu terasa pahit dan kurang menyenangkan. Begitu banyak orang yang setuju dengan saya saat ini. Pada tahun 2000, rasanya seperti, ‘Hei, saya melihat kamu melakukannya. Apa maksud dari semua itu?’ Namun sekarang, ‘Hei, saya melihat kamu melakukannya. Teramat sangat keren! Saya menyukainya.’ Jadi lebih menyenangkan untuk membicarakannya saat ini.”

Walau sempat mendekam selama satu malam di penjara karena perbuatannya tersebut, Commerford tidak menyesal dan malah berkata: “Saya justru menyesal karena tidak menghancurkan benda itu secara total. Jika saya dapat melakukannya lagi, saya akan merobohkannya sampai bawah.” (rollingstone.co.id)