News

iTunes di Indonesia yang Baru Tebar Pesona

14 Mei 2016

Menyoal tentang layanan musik streaming VS download, Indonesia juga tentunya akan terkena dampaknya. Karena negara ini sukses melahirkan banyak musisi hebat yang berjualan di medium-medium itu.

Layanan iTunes jelas langsung menjadi primadona ketika meluncur ke Indonesia pertama kali 2012. Dengan konsep direct selling, dari musisi ke penggemar, iTunes dianggap sebagai jalur terbaik menghadapi badai tutupnya toko fisik penjual CD.

Per lagu, iTunes Indonesia menjual seharga Rp 7 ribu. Sedangkan untuk album, berkisar di Rp 45 ribu sampai dengan Rp 65 ribu. Namun, rumor tutupnya layanan mengunduh musik via iTunes yang beredar jelas membuat pesona iTunes Indonesia bisa meredup.

Ditambah lagi, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, layanan musik streaming pun merajalela. Setidaknya ada tiga yang menjadi andalan di Tanah Air, Joox, Spotify dan Apple Music.

Layanan Joox, menawarkan empat tipe harga berlangganan untuk mengakses ratusan lagu. Langganan 1 bulan (Rp 49 ribu), 3 bulan (Rp 139 ribu), 6 bulan (Rp 259 ribu) dan 12 bulan (Rp 509 ribu). Pembayaran hanya dapat dilakukan via kartu kredit.

Spotify menyajikan langganan per bulan Rp 49,990. Prosesnya lebih muda karena bisa membeli voucher atau top-up melalui mini market dan ATM.

Terakhir, yang juga merupakan produk dari Apple adalah Apple Music. Layanan yang dianggap sebagai pemicu menurunya pendapatan iTunes.

Apple Music di Indonesia menghadirkan dua tipe berlangganan. Personal/Individu (Rp 68 ribu) dan Family (bisa dipakai oleh 6 orang/akun) seharga Rp 109 ribu selama satu bulan.

Secara harga, jelas berlangganan musik streaming jauh lebih ekonomis dibanding mengunduh secara resmi. Tapi haru diingat, musik adalah karya seni dan karya seni adalah soal selera.

Ketika dikatakan kultur bisnis musik dunia beralih kepada digital, tetap saja banyak penggemar musik yang berburu cetakan fisik. Mulai dari kaset sampai piringan hitam.

Tutupnya toko jaringan toko CD macam Disc Tarra dan Aquarius, tidak serta-merta berdampak pada toko-toko musik mandiri seperti mereka yang berada di Pasar Santa dan Omuniuum Bandung. Karena bagaimanapun, piringan hitam, kaset, CD, mengunduh musik, musik streaming juga musik bajakan, pasti menemukan panggemarnya sendiri. Selama karyanya berkualitas. (hot.detik.com)