News

Gitaris yang pernah tergabung di dalam unit metal legendaris, Megadeth, Marty Friedman baru-baru ini berbicara mengenai karier yang ia jalani saat ini serta ketidaksukaannya terhadap musik Jimi Hendrix kepada web zine Rock N Roll Experiences. Sebelumnya, Friedman menyatakan dirinya lebih memilih  mengunyah kaca dibandingkan harus mendengar musik milik Jimi Hendrix.

Marty mengaku dirinya memang bukan penggemar penyanyi sekaligus gitaris legendaris tersebut.
“Saya bukan penggemar musiknya dan tidak peduli dengan dirinya. Namun yang pasti saya sangat menghormatinya. Hanya saja ia bukan sosok yang saya idolakan. Saya tumbuh dengan mendengarkan musik- musik Frank Marino, Uli Roth dan Robin Trower. Namun semua teman saya berkata ‘Apakah kau tahu ketiga pria yang kau dengarkan tersebut hanya meniru Hendrix?’. Akhirnya saya memutuskan untuk mendengarkan musik Hendrix dan sama sekali tidak paham. Bagi saya musiknya terdengar sangat primitif dibandingkan ketiga musisi yang saya dengarkan sebelumnya,” ujar Friedman.

Friedman menambahkan pada saat itu apa yang teman-temannya katakan tentang Hendrix tidak membuatnya sama sekali terkesan. “Mendengarkan musiknya serasa sedang bermain Xbox, seperti Atari Pong atau Space Invaders. Saya merasa ‘Pria bernama Hendrix ini mungkin hebat, tetapi Frank Marino, Uli Jon Roth dan Robin Trower jelas-jelas lebih hebat. Tetapi, ya tuhan! Tiba-tiba semua media dan seluruh dunia seperti majalah Rolling Stone mencintai Jimi Hendrix sedangkan Anda tidak pernah mendengar ketiga nama yang sebutkan tadi. Saya hanya tidak mengerti,” lanjut Friedman.

Meskipun begitu dirinya tidak menampik jika Hendrix telah menjadi salah satu gitaris legendaris hingga saat ini. “Dia telah mengubah gitar selamanya, saya hanya tidak paham.” Friedman pertama kali bergabung dengan Megadeth pada 1990 silam. Kala itu, ia sempat ditolak oleh Dave Mustaine lantaran rambutnya yang berwarna-warni. Namun akhirnya ia lolos audisi dan tergabung dengan Megadeth hingga tahun 2000 sebelum akhirnya memutuskan untuk hengkang karena merasa lelah memainkan musik metal. (rollingstone.co.id)